Sapi bali merupakan jenis sapi asli Indonesia yang potensial dan cocok dikembangkan dengan kondisi lingkungan di Indonesia dan menjadi sapi Indonesia yang telah diakui secara internasional. Sapi bali memiliki banyak keunggulan dibandingan dengan jenis sapi lain seperti memiliki kesuburan yang mencapai hingga 83% dan mudah beradaptasi dengan iklim panas di Indonesia. Sapi bali juga memiliki tenaga yang tangguh ketika dujadikan sebagai hewan pembajak sawah.
Seharusnya dengan aset yang dimilikinya ini, Indonesia tidak lagi perlu mengimpor daging sapi atau sapi dari negara lain seperti Australia dan Selandia Baru. Sebab Indonesa juga memiliki spesies sapi unggul yang dapat diternakkan di seluruh wilayah Indonesia.
Meskipun memiliki banyak keunggulan, dalam pembudidayaan sapi bali terdapat beberapa masalah dan kendala yang perlu diketahui oleh peternak. Salah satu masalah yang sering dialami oleh peternak sapi bali yaitu serangan berbagai penyakit, seperti penyakit jembarana atau penyakit keringat darat yang sempat menjadi isu nasional. Penyakit jembarana ini pertama kali dilaporkan di tahun 1994 yang pertama kali wabah penyakit ini muncul di Kabupaten Jembrana, Gianyar, Klungkung, Badung, Tabanan, dan Buleleng di Provinsi Bali, yang menjadi penyebab kematingan tertinggi pada sapi bali.
Selain penyakit jembrana, masih ada jenis penyakit lain yang kerap menyerang sapi bali, seperti penyakit Bovine Ephemeral Fever (BEF), Penyakit bali ziekte , Penyakit Diare Ganas Sapi (DGS) atau Bovine Viral Diarrhea (BVD), Penyebab penyakit berak darah (Coccsidiosis), dan Penyakit Cacingan pada Sapi. Untuk penjelasan lebih lengkapnya simak pembahasan tentang Jenis Penyakit Khas pada Sapi Bali dan Cara Pengobatannya dibawah ini.
Ciri-Ciri Sapi Bali
Sapi bali merupakan sapi yang dimanfaatkan daging dan tenaganya atau disebut dengan sapi tipe dwiguna. Sapi bali memiliki ciri-ciri spesifik yang berbeda dengan jenis sapi lainnya. Berikut ini beberapa ciri-ciri sapi bali agar mudah diidentifikasi.
- Sapi bali memiliki fisik dengan ukuran badan sedang dan bentuk badan memanjang, ukuran kepala agak pendek dengan dahi datar, badan padat, tidak memiliki punuk dan tidak bergelambir.
- Sapi bali memiliki kaki ramping dengan kaki agak pendek mirip kaki kerbau.
- Sapi bali jantan memiliki tanduk tumbuh agak keluar dan pada sapi betina tanduk condong ke dalam.
- Pada sapi bali berusia 1,5 tahun memiliki warna sawo matang kemerahan
- Sapi bali jantan usia diatas 1,5 tahun memiliki warna bulu menjadi hitam hingga dewasa, sedangkan pada sai betina memiliki warna merah bata.
Baca Juga : Jenis Penyakit Sapi dan Pengobatannya
Jenis Penyakit Sapi Bali dan Pengendaliannya
Penyakit Jembrana atau Keringat Darah
Penyakit jembrana atau penyakit keringat darah disebabkan oleh virus retrovirus yang bersifat ganas pada sapi bali. Penyakit jembrana ditularkan oleh serangga penghisap darah seperti lalat (lalat tapis) caplak dan nyamuk.
Gejala penyakit jembrana:
- Sapi mengalami demam tinggi antara 38C hingga 42C
- Sapi mengalami pembengkakan pada kelenjar limpa
- Pada selaput lendir mulut sapi terdapat luka-luka atau erosi
- Sapi mengalami diare bercampur darah
- Sapi mengalami pendarahan pada kulit seperti berkeringat darah
- Nafsu makan sapi menurun hingga membuat sapi menjadi lebih kurus
- Jika tidak segera diobati dapat menyebabkan kematian pada sapi bali.
Cara Pengendalian:
- Lakukan karantina pada sapi yang baru datang secara terpisah selama beberapa hari
- Lakukan isolasi pada sapi yang terserang penyakit jembrana secara terpisah dari sapi yang lainnya.
- Lakukan sanitasi dengan membersihkan kandang dan sekitarnya
- Lakukan penyemprotan anti serangga
- Lakukan vaksinasi pada sapi bali
- Lakukan penyemprotan desinfektan
- Beri pakan tinggi nutrisi pada sapu bali
Penyakit Bali (Bali Ziekte)
Penyakit bali ziekte pada sapi bali merupakan gangguan kesehatan pada sapi akibat keracunan zat yang ada pada tanaman Tembelekan/Saliara (Lantana camara) atau kerasi.
Gejala Penyakit bali ziekte:
- Sapi mengalami penurunan nafsu makan
- Sapi memiliki suhu tubuh tinggi atau demam
- Sapi terlihat tidak tenang dan merasa gatal-gatal diseluruh tubuhnya
- Dibagian kulit sapi dan diujung telinga biasanya muncul menojol dan ketika mengering akan mengelupas.
Cara Pengendalian:
- Pastikan sapi tidak diberi pakan tanaman Tembelekan/Saliara (Lantana camara) atau kerasi.
- Jika sapi mengalami keracunan, maka tempatkan sapi pada tempat teduh dan terhindar sinar matahari.
- Beri minum sapi dengan air kelapa dan pakan yang cukup
- Obati luka yang timbul agar tidak terjadi infeksi
Penyakit Berak Darah (Coccsidiosis)
Berak Darah (Coccsidiosis) pada sapi disebabkan oleh bakteri E. bovis, E.zurni, E. ellipsoidalis dan E. auburnensis dengan gejala yang ditimbulkan bervariasi tergantung jenis bakteri yang menyerangnya dan usia sapi yang terserang.
Gejala penyakit berak darah
- Pada sapi berusia 6 bulan sudah peka dengan penyakit ini, dan biasanya gejala yang muncul seperti diare ringan selama 5-7 hari, sedang gejala berat kotoran bercampur dengan darah dan lendir.
- Sapi biasanya mengalami depresi dan nafsu makan menurun
- Sapi mengalami dehidrasi
- Bagian belakang sapi terlihat sangat kotor akibat kotoran tinja.
- Kematian akibat penyakit ini dapat terjadi selama periode akut akibat infeksi sekunder.
Cara Pengendalian:
- Bersihkan kandang secara rutin
- Isolasi sapi dari kandang agar tidak menulari sapi lain
- Obati sapi dengan preparat furazolidone, pyrimethamin, sulfonamide
- Lakukan pemeriksaan ke dokter jika sapi tidak kunjung sembuh.
Baca Juga : Rahasia Sukses Penggemukan Sapi Potong
Penyakit BEF (Bovine Ephemeral Fever)
Penyakit BEF pada sapi bali disebabkan virus Double Stranded Ribonucleic Acid yang ditularkan oleh serangga arthropod borne viral disease.
Gejala Penyakit BEF
- Sapi mmendadak demam
- Nafsu makan menurun bahkan tidak mau makan
- Sapi mengalami kaku pada persendiannya
Cara Pengendalian:
- Lakukan pencegahan penyakit ini dengan memberikan vaksin BEF pada sapi dan kontrol serangga vektor
- Berikan antibiotik, anti inflamasi untuk mengurangi terjadinya infeksi yang dapat memperparah kondisi hewan.
- Perhatikan sanitasi kandang dan jumlah sapi dalam kandang tidak boleh terlalu padat.
- Lakukan sistem karantina sapi agar mudah pengkontrolan oleh peternak.
Penyakit Cacingan pada Sapi
Penyakit cacingan merupakan salah satu penyakit yang sering dialami oleh sapi. Meskipun termasuk penyakit yang mudah ditangani, namun jika penanganan tidak segera dilakukan dapat menyebabkan kerugian yang berat. Ada banyak jenis penyakit cacingan yang menyerang sapi, namun yang paling sering menyerang adalah cacing pita dan cacing hati. Namun cacingan pada sapi juga disebabkan karena kondisi pakan yang tidak bersih atau rumput mengandung larva cacing.
Cara Pengendalian:
- Selalu jaga kebersihan kandang dan lingkungan sekitar
- Jaga kebersihan pakan
- Selalu buang sisa pakan yang ada dikandang
- Berikan obat cacing secara rutin setiap 2 bula sekali
- Terlebih dahulu konsultasi ke dokter untuk mendapatkan dosis yang tepat
Penyakit Diare Ganas Sapi (DGS) atau Bovine Viral Diarrhea (BVD)
Diare Ganas Sapi (DGS) atau Bovine Viral Diarrhea (BVD) adalah jenis penyakit pada hewan yang dapat menular dan dapat berakibat fatal bagi hewan ternak. Penyakit ini disebabkan oleh virus dari genus Pestivirus dari famili Togaviridae.
Gejala Penyakit
- Biasanya infeksi non klinis terjadi pasca kelahiran yang ditandai dengan meningkatnya temperatur biphasic dan leukopenia lalu diikuti dengan peningkatan antibodi yang dapat dideteksi melalui uji serum netralisasi.
- Adanya infeksi yang bisa dilihat melalui diagnosis serologik, virologik dan adanya tanda klinis dan lesi patologik.
Cara Pengendalian:
- Lakukan vaksin hidup (modified live vaccine)
- Lakukan pencegahan melalui biosekuriti agar virus tidak menular ke peternakan lain.
- Lakukan pencegahan dengan melakukan pemeriksaan darah terhadap bayi sapi di usia 3 bulan untuk mendeteksi penyakit BVD atau DGS
- Pisahkan anakan sapi dari induknya
- Kurangi stress pada sapi yang bisa disebabkan oleh penyakit-penyakit lain atau ketidaknyamanan dalam kandang.
Baca Juga : Cara Ternak Sapi Potong Bagi Pemula
Demikian artikel pembahasan tentang Jenis Penyakit Khas pada Sapi Bali dan Cara Pencegahan Pengobatannya Lengkap semoga bermanfaat dan jangan lupa ikuti postingan kami berikutnya. Sampai jumpa