Cara Menanam Sawi Pagoda Secara Hidroponik Dengan Sistem NFT (Nutrient Film Technique) Agar Sukses Bagi Pemula – Pagoda adalah jenis sawi-sawian yang sering ditanam dan memiliki bentuk yang cukup unik juga menarik. Sayuran pagoda memiliki warna hijau tua dan rasa yang sedikit berbeda dengan sayuran lain karena memiliki rasa yang lebih manis.
Pagoda biasa diolah menjadi menu masakan yang khas seperti tumis pagoda, soup dan dapat dikonsumsi secara mentah atau segar. Biasanya pagoda juga digunakan sebagai pelengkap dalam menu salad sayur. Sayuran pagoda juga dapat dimanfaatkan sebagai obat untuk kesehatan.
Untuk membudidayakan pagoda dapat ditanam menggunakan sistem hidroponik. Nah, kali ini kita akan membahas tentang cara budidaya menanam sawi pagoda dengan menggunakan sistem hidroponik NFT (Nutrient Film Technique).
Cara Budidaya Sawi Pagoda Secara Hidroponik Dengan Sistem NFT
Persiapan Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang perlu disiapkan untuk membudidayakan sawi pagoda diantaranya yaitu:
- Benih tanaman pagoda
- Rockwool
- Pelubang rockwool
- Air
- Sistem NFT
- Nutrisi sayuran daun
- TDS meter
- Nampan plastik
- Netpot.
Penyemaian Bibit Sawi Pagoda
Setelah semuanya siap, selanjutnya lakukan penyemaian bibit. Potong rockwool dengan ukuran 2 x 2 x 2 cm dan diberikan 1 lubang tanam. Setelah itu, masukkan benih pagoda pada media semai rockwool dengan isi satu lubang rockwool untuk satu benih pagoda.
Selanjutnya, benih selada yang telah disemai diletakkan di nampan dan berikan air secukupnya hingga dalam keadaan kelembaban yang sesuai. Letakkan semaian selada pada tempat yang memiliki cahaya yang cukup dan terlindungi dari air hujan.
Lakukan pengecekan setiap hari dan jaga kelembaban media semainya atau bisa lakukan spray pada bagian daun selada yang mulai berkecambah menggunakan air biasa pada pagi atau sore hari.
Setelah bibit pagoda memiliki 2 – 3 daun sejati, maka benih dapat dipindah tanam atau transplanting.
Pindah Tanam Bibit Pagoda
Memindahkan bibit dari persemaian ke sistem hidroponik bisa dilakukan pemindahan ke netpot ukuran 5-7 cm. Pindah tanam dilakukan dengan menggunakan sistem hidroponik NFT.
Jarak tanam untuk tanaman pagoda yaitu 20 cm per lubang tanam. Jarak tanam harus selalu diperhatikan karena akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman terutama pada saat proses fotosintesis.
Pindah tanam dapat dilakukan pada pagi atau sore hari pada saat kondisi sejuk. Saat proses pindah tanam dilakukan, tanaman pagoda sudah mulai diaplikasikan nutrisi ab mix sayuran daun.
Pada awal pindah tanam, aplikasikan nutrisi ab mix dengan tingkat kepekatan 600-800 ppm. Setelah umur satu minggu setelah pindah tanam dapat di tingkatkan menjadi 900-1200 ppm.
Pemeliharaan dan Perawatan Tanaman Sawi Pagoda
Perawatan dapat dilakukan minimal sehari sekali. Perawatan tersebut berupa cek kondisi tanaman, cek suhu, cek air nutrisi, cek hama dan penyakit dan cek sistem hidroponik.
Ada banyak jenis penyakit yang bisa menyerang tanaman pagoga diantaranya jamur, virus dan bakteri. Penanganan hama dan penyakit dapat dilakukan dengan pengendalian hama dan penyakit secara terpadu atau untuk pencegahan lebih efektif dapat menggunakan Greenhouse atau Screenhouse.
Sistem hidroponik terutama NFT wajib sekali dicek karena sistem NFT sangat bergantung pada listrik sehingga ketika listrik mati akan berpengaruh pada kondisi tanaman. Selang pada sistem NFT juga harus selalu dicek dan dibersihkan karena akan sering kali tersumbat.
Masa Panen Sawi Pagoda
Pagoda dapat dipanen pada saat umur 30-35 hari setelah tanam. Cara panen pagoda dapat dilakukan dengan dipanen sekali cabut atau dilakukan perompesan secara berkala tergantung jenis kebutuhannya.
Demikian artikel pembahasan tentang “Cara Menanam Sawi Pagoda Secara Hidroponik Dengan Sistem NFT Agar Sukses Bagi Pemula“, semoga bermanfaat dan jangan lupa ikuti postingan kami berikutnya. Sampai jumpa